jejak-di-salju-kisah-kembali-ke-thorong-la-pass-1
Puncak-puncak Annapurna, Himalaya. | foto Makhfud Sappe
Destination
Jejak di Salju : Kisah kembali ke Thorong La Pass (#1)
Makhfud Sappe
Fri, 21 Feb 2025
Annapurna Circuit, trek melingkar di Himalaya, punya tantangan dan cerita sendiri, apalagi bagi yang dua kali menjajalnya. Lansekap sama, cuaca beda, namun penuh warna. 

Pagi 1 Desember 2024 meninggalkan Jakarta menuju Nepal. Ini perjalanan kedua kami trekking ke Annapurna Circuit dengan tujuan Thorong La Pass, salah satu jalur trek tertinggi di dunia, kali ini jumlah tim 19 orang.

“Tim Desember” ini sebagian besar anggotanya berasal dari “Tim Februari” sebelumnya; yakni Chandra Bong, Achmad Hasan, Hendrik Wintery, Gregory Wintery, James Tumbelaka, Jarno Jahja, Christian Kurniawan, Reza Amir Balfas, Stefanus Jono Chang dan saya. 

TERKAITAnnapurna Circuit

Yang tidak ikut Kali ini dalam rombongan adalah; Erwan Suhardi, Arafat Omar Balahmar, Prof Aidir Amin Daud, Muhammad Umar, Rudy Jaya, Fauzan, Ary Azhari, Handoko Prawiro, Ronih Tjhang, Irwan Sek, Erpan Setiawan, Reza Novianto, Alfons G Wijaya, Wilybrodus Lay, Andy Chandrawinata, Sendy Pranata, Stanley Anjaya, Suryadi Suryadharma, dan Theodorus Chapin. 

Tapi ada peserta baru di tim; Ryan Budi Sumali, Surya Wijaya, Robertus Denny, Merzlin Tedjo, Annes Suryawinata, Bernadus Renaldo, Remigus Sigid Tri Hardjanto, Maike, dan Nurdin Dalle.

James Tumbuleka, Achmad Hasan, Makhfud Sappe, Ryan Budi Sumalii, dan Bong Chandra (kiri-kanan)  Foto Sangeh

Sekadar flash back, perjalanan pertama di Februari 2024, kami tidak berhasil mencapai Thorong La Pass. Badai salju mengadang kami di Yak Kharka. Bukan main-main. Akhirnya diputuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan, lalu kembali ke Kathmandu. Nah, perjalanan kali ini adalah untuk menyelesaikan trek yang tersisa dari perjalanan pertama.

Sesampai di Bandara Tribuvan, Kathmandu sore harinnya, dijemput oleh Niraj Shakya. Niraj ini treck leader yang akan membawa kami ke Thorong La Pass. Malam itu kami istrahat di hotel tidak jauh dari bandara karena hari berikutnya kami akan melanjutkan penerbangan dengan heli ke Manang. 

Tidak seperti perjalanan sebelumnya, melewati Beshisahar kemudian lanjut ke Chame dengan jeep lalu trek ke Upper Pisang lalu Manang. Kali ini kami memilih untuk langsung ke Manang dengan heli, untuk menghindari perjalanan darat yang panjang dan berliku. Itu sudah kami kami lewati pada perjalanan pertama sebelumnya.

Ketika helikopter kami lepas landas, pemandangan pegunungan Himalaya yang megah terbentang mulai terlihat di bawah kami. Salju di puncak-puncak gunung yang diterpa sinar matahari menciptakan panorama yang menakjubkan. Dalam waktu singkat, kami mendarat di Manang, sebuah desa kecil yang terletak di ketinggian 3.540 meter.

Aklimatisasi di Manang

Kami bermalam di hotel yang sama saat trek pertama, Nama hotelnya mendebarkan: Yeti Hotel. Dua malam di Manang kami habiskan untuk aklimatisasi. Sebagian ada yang menjelajahi desa dan membeli perlengkapan, sebagian menggunakan waktu untuk beristirahat mempersiapkan fisik untuk perjalanan selanjutnya.

Hari kedua di Manang kami lanjutkan dengan menyusuri trek ringan menuju Gangapurna Lake. Danau yang tenang dengan latar belakang pegunungan yang menjulang menjadi pemanasan sebelum melanjutkan ke Yak Kharka esok hari. Kami mendaki ke Chongkor View Point (3750 mdpl) puncak bukit tidak jauh dari danau, dari puncak bukit itu terlihat danau dengan air tenang warna biru dan Desa Manang.


Desa Manang, tempat aklimatisasi para pendaki di jalur Annapurna Circuit. Foto Makhfud Sappe

Aklimatisasi menuju Chongkor Viewpoint, Desa Manang terlihat di Belakang. Foto Makhfud Sappe


Danau Gangapurna, Manang Foto : Makhfud Sappe

Menuju Yak Kharka

Setelah cukup aklimatisasi dan beradaptasi, hari berikutnya kami melanjutkan perjalanan menuju Yak Kharka (4.060 mdpl). Awalnya kami menyusur jalan melewati deretan toko yang menjual perlengkapan pendakian lalu ada Museum Manan di sisi kanan jalan kemudian berbelok melewati rumah-rumah penduduk sebelum menurun dan melewati Desa Tangki, sebuah desa kecil tidak jauh dari Manang. Jalur ini membawa kami melewati ladang hijau dan tebing curam dengan pemandangan pegunungan puncak-puncak Annapurna.

Tidak seperti perjalanan pertama yang sepanjang perjalanan jalur trekking dipenuhi salju, kali ini salju hanya ada di puncak-puncak gunung. Kami berhenti istirahat setelah melewati jembatan gantung di tea house Desa Gunsang .


Robertus Denny, Hendrik Wintery, Ryan Budi Sumali, Surya Wijaya, Achmad Hasan, Gregory Wintery, Merzlin Tedjo, dan James Tumbelaka (kiri-kanan) Bersiap melanjutkan ke Thorong Pedi. Foto Makhfud Sappe

Rombongan kami tiba di Yak Kharka menjelang sore. Tidak banyak yang berubah saat kami di sini bulan Februari 2024 sebelumnya. Kecuali kali ini area sekitar hotel tidak dipenuhi salju. Pada Februari sebelumnya, tinggi salju melewati mata kaki, semua atap bangunan berselimut salju tebal.

Malamnya kami istrahat di Yak Kharka, dengan udara dingin saat malam hari sudah mulai terasa. Suhu di luar sudah mencapai minus10C. Kami semua berkumpul di ruang makan yang dilengkapi pengapian. Pada perjalanan sebelumnya, kami hanya sampai di Yakharka. Salju yang tebal tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan ke Thorong Pedhi.

Trekking ke Thorong Pedhi dan Thorong Highcamp

Dari Yak Kharka, kami melanjutkan perjalanan menuju Thorong Pedhi (4.525 mdpl). Jalurnya semakin sempit, siang hari beberapa kali angin kencang bercampur dębu yang membuat kami harus berlindung. Sore hari kami sampai di Thorong Pedhi. Di sini istrahat satu malam. Keesokan harinya pendakian kami lanjutkan menuju Thorong High Camp (4850 mdpl). Suhu di kawasan semakin dingin, hingga menyentuh minus13 C. Artinya posisi elevasi kami semakin tinggi. Kami mesti menghabiskan satu malam di Thorong High Camp, sesuai target jadwal pendakian. Kami berkumpul bersama menghabiskan waktu di ruang makan dengan berbagi cerita. Esoknya, perjalanan direncanakan mulai dini hari.


Puncak - puncak bersalju di Kawasan Annapurna Circuit. Foto James Tumbelaka


Jalur menuju Thorang La Pass yang berdebu di bulan Desember. Foto Makhfud Sappe

BERSAMBUNGPerjalanan Panjang ke Thorong La Pass


Share

Popular News

More Latest News